TUGAS KELOMPOK - KOMPONEN KEPEMIMPINAN MENURUT EDWAR DEMING
MAKALAH
DI SUSUN
OLEH:
1. BETI HARIANI
2. PURNAMA SUSANTI
3. HJ. SUMIRAWATI
4. RAHMA DEWI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI BINA
HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2019
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tugan Yang Maha Esa,
karena berkat –Nya jualah maka Makalah Kepemimpinan
ini terselesaikan tepat waktu.
Saya yakin dalam penyusunan Makalah ini masih banyak
kekeliruhan disana disi, masih banyak kekurangan yang sebenarnya kurang
berkenan oleh Dosen, namun saya harap dosen memaklumi, Karena ini merupakan
proses pembelajaran bagi saya.
Selanjutnya kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan, demi terciptanya makalah / tugas yang lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesainya Tugas/Makalah ini. Akhir kata saya ucapkan
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
Tim Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN
……………. …………………..………………………………. 1
1.1
LATAR BELAKANG
……………………..…………………………………….. 1
1.2
RUMUSAN MASALAHA ………………………………………..………………. 2
1.3
TUJUAN PENELITIAN
…………………………………………………………. 2
BAB II LANDASAN
TEORI ………………………………………………………………. 3
2.1
DEFINISI
…………………..………………..…………………………………….. 3
2.2
TIFE / GAYA KEPEMIMPINAN ………………………………………..………. 4
BAB III BAHASAN ………..………………………………………………………………. 10
BAB IV ESIMPULAN DAN SARAN ……………….…………..………………………….. 13
4.1 KESIMPULAN
……………………………………………………………………… 13
4.2 SARAN ……………………………………………………………………………… 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat
hidup sendiri.Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta
dengan lingkungan.Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun
dalam kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai.Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.Hidup yang
teratur adalah impian setiap insan.Manusia di anugerahi kemampuan untuk
berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang
buruk.Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan
dengan baik.Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan
social manusiapun perlu dikelola dengan baik.Untuk itulah dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan
secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah
yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari
banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut
pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja,
akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan
dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek
moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama
dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial
masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan
hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat
dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai
unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok
tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan
yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari
keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan
lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat
yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab
prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak definisi kepemimpinan yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis
uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tersebut
antara lain :
1. Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam
Beberapa Kamus Modern
2. Teori Kepemimpinan
3. Tipe
dan Gaya Kepemimpinan
4. Syarat-syarat
Kepemimpinan
5. Pemimpin
dan Pimpinan Indonesia
6. Kepemimpinan Yang
Melayani
1. 3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
Makalah ini adalah:
Agar lebih memahami dan
mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan
untuk memberikan
pengetahuan kepada para pembaca tentang kepemimpinan baik itu pengertian
kepemimpinan, teori-teori kepemimpinan, tipe dan gaya kepemimpinan,
syarat-syarat kepemimpinan dan ciri-ciri kepemimpinan yang baik itu
seperti apa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 Definisi Pemimpin Menurut Para
Ahli dan Dalam Beberapa Kamus Modern
§ Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin
Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu
manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah
mencapai matlamat yang ditetapkan.
§ MifthaThoha dalam bukunyaPrilaku Organisasi
(1983: 255). Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin,
artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa
mengindahkan bentuk alasannya.
§ KartiniKartono (1994 : 33). Pemimpin adalah
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan
kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan.
§ C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu
merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua
gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang
memiliki titik pusat.
§ Henry Pratt Faiechild dalam KartiniKartono
(1994: 33). Pemimpin dalam pengertian ialah seseorang yang dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir
atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan
posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing,
memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan
ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
§ Modern Dictionary Of Sociology (1996).
Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan
dan pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or position
of dominance and influence in a group).
§ Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf
Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas GadjahMada). Pemimpin (Leader)
adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam
situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai
tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
§ Menurut
Sulaiman(2011),Gaya Kepemimpan adalah pola prilaku spesifik yang di tampilkan
oleh pemimpin dalam upaya mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan
organisasi atau kelompoknya.
2.
2 Type atau gaya Kepemimpinan
terdiri dari
1. Gaya Kepemimpinan Autokratik
Mempunyai orientasi pada tujuan, struktur dan
tugas-tugas dengan pengawasan yang ketat, hubungan baik dengan staf diabaikan
yang penting staf harus bekerja keras, produktif, dan bekerja tepat waktu. -
Menganggap organisasi hanya sebagai milik sendiri, merajai situasi, pemimpinnya
berperan a one- man show (pemain tunggal). - Menyamakan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi. - Menganggap staf sebagai alat semata. - Tidak mau menerima
kritik, setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan
bawahannya dan bawahan tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana
dan tindakan yang harus dilakukan. - Selalu mengandung unsur paksaan dan
hukuman, sikap dan prinsip-prinsipnya sangat konservatif/kuno dan kaku-ketat. -
Menggemari berbagai upacara atau seremoni yang menggambarkan kehabatannya dalam
arti gila kehormatan. - Pelaksanaan teori x dari Mc Gregor. Kepemimpinan gaya
otoriter hanya tepat diterapkan dalam organisasi yang sedang menghadapi keadaan
darurat karena sendi-sendi kelangsungan hidup organisasi terancam, apabila
keadaan darurat telah selesai gaya ini harus segara di tinggalkan. Kelebihan gaya ini adalah:
a.
Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
b.
Kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan
bertindak.
Kerugiannya:
a.
Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan, timbulnya
ketidakpuasaan.
b.
Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan
permusuhan, agresifitas, keluhan, absen, pindah.
c.
Kurang disenangi staf karena staf dipaksa bekerja keras
agar tugas selesai dengan cepat dan baik.
2. Gaya kepemimpinan demokratis atau
partisipatif
Selalu berorientasi pada manusia mengakui
harkat dan martabat manusia, memperhatikan kemampuan dan kepentingan staf. -
Senang menerima saran, kritik, dan pendapat staf, aktif mencari masukan dan
saran dalam menetukan kebijakan/keputusan dan berpendapat bahwa manusia sumber
daya manusia yang merupakan unsur paling strategik. - Selalu mengembangkan
diri, terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, tidak ragu-ragu membiarkan
para bawahan mengambil resiko dengan catatan bahwa faktor- faktor yang
berpengaruh telah diperhitungkan dengan matang. - Wewenang pimpinan tidak
mutlak, pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan. -
Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan dan prakarsa
dapat datang dari pimpinan maupun bawahan serta banyak kesempatan dari bawahan
untuk menyampaikan saran, pertimbangan, atau pendapat. Universitas Sumatera
Utara - Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan
dan bawahan maupun antara sesama bawahan. - Pengawasan terhadap sikap, tingkah
laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar. -
Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada
instruktif. - Pemimpin mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas
kemampuan masing-masing. - Pemimpin memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak, terdapat suasana saling percaya, saling hormat-menghormati, dan
saling harga menghargai. - Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul
bersama pimpinan dan bawahan dengan penekanan tanggung jawab internal (diri
sendiri), dan kerjasama yang baik. - Peranan pemimpin adalah memfasilitasi. -
Pelaksanaan teori y dari Mc Gregor, efektif digunakan untuk tingkat kematangan
staf sedang ke tinggi, dimana staf mampu tapi tidak mau memikul tugas dan
tanggung jawab. Keuntungannya : a. Keputusan serta tindakan lebih objektif,
timbulnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. b. Organisasi
dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut
tidak ada di kantor karena ada sistem pendelegasian wewenang sehingga
masing-masing menyadari tugas dan fungsinya dengan puas dan aman menyandang
setiap tugas dan fungsinya. Universitas Sumatera Utara Kerugiannya : a.
Keputusan serta tindakan kadang-kadang lambat. b. Pekerjaan tidak selesai pada
waktunya. Gaya kepemimpinan pada hakikatnya memperlihatkan dua prilaku atau
gaya kepemimpinan yaitu berorientasi pada tugas dan berorientasi pada manusia.
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas disebut juga
autocratic,sedangkan gaya kepemimpinan berorientasi pada manusia disebut
democratic. Untuk menjadi pemimpin yang efektif digunakan keseimbangan gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dengan gaya kepemimpinan yang
berorientasin pada manusia. Gaya kepemimpinan ini disebut gaya kepemimpinan
transaksional Sulaiman (2011). Menurut Sulaiman (2011) yang mengutip pendapat
dari Tannenbaum mengemukan bahwa pemimpin harus mempertimbangkan tiga kumpulan
kekuatan sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan, yaitu: a.
Kekuatan-kekuatan dalam diri pemimpin yang mencakup : (1) sistem nilai, ( 2)
kepercayaan terhadap staf, ( 3) kecenderungan kepemimpinannya sendiri, dan (4)
perasaan aman dan tidak aman. b. Kekuatan-kekuatan dalam diri staf, meliputi:
(1) kebutuhan mereka akan kebebasan, (2) kebutuhan mereka akan peningkatan
tanggung jawab, (3) ketertarikan dan keahlian staf untuk penanganan masalah,
(4) harapan staf mengenai keterlibatan dalam pembuatan keputusan. c.
Kekuatan-kekuatan dari situasi, mencakup: (1) tipe organisasi, (2) efektifitas
kelompok, (3) sifat masalah itu sendiri. Universitas Sumatera Utara
3. Gaya kepemimpinan paternalistik
Memperlakukan para bawahan sebagai orang-orang
yang belum dewasa, bahkan seolah-olah mereka masih anak-anak, tipe kepemimpinan
kebapaan. - Sifat melindungi. - Sentralisasi pengambilan keputusan dan jarang
memberikan kesempatan kepada bawahan mengambil keputusan sendiri serta
berinisiatif. - Melakukan pengawasan yang ketat.
4. Gaya atau tipe kepemimpinan Laissez Faire
atau delegatif atau santai atau liberal (bebas). - Gaya santai yang berangkat
dari pandangan bahwa organisasi tidak menghadapi masalah yang serius dan
kalaupun ada, selalu dapat ditemukan penyelesainnya. - Sang pemimpin praktis
tidak memimpin dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau
sendiri, pemimpin tak memiliki ketrampilan teknis dan pemimpin sebagai simbol
saja, tidak memiliki kewibawaan, tidak bisa mengontrol anak buahnya, hampir
tidak ada pengawasan pada sikap, tingkah laku, kegiatan bawahan. - Pemimpin
tipe ini tidak senang mengambil resiko dan lebih cenderung pada upaya
mempertahankan status quo,rendah perhatian pada tugas dan pegawai, lingkungan
kerja, kesejahteraan pegawai. - Enggan menggunakan sanksi apalagi yang keras
terhadap bawahan yang menampilkan prilaku disfungsional atau menyimpang, tetapi
sebaliknya senang mengobral pujian. Universitas Sumatera Utara - Memperlakukan
bawahan sebagai rekan dan karena itu hubungan yang bersifat hirarki tidak
disenanginya. - Keserasian dalam interaksi organisasional dipandang sebagai
etos yang perlu dipertahankan, tanggungjawab keberhasilan organisasi dipikul
orang-per orang. - Efektif digunakan bila pegawai mampu menganalisis dan
tingkat kematangan staf pegawai tinggi dimana pegawai mampu dan mau memikul
tugas dan tanggung jawab. - Pelaksanaan ekstrim teori y Mc Gregor.
Keuntungannya : - Para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan
dirinya. Kerugiannya : - Membawa kekacauan karena setiap pejabat bekerja
menurut selera masingmasing.
5.
Gaya atau tipe kepemimpinan kharismatik.
Mempunyai daya tarik dan kekuatan energi yang
kuat yang berasal dari latar belakang biografikal, pendidikan, kekayaan,
penampilan, sehingga pengikutnya besar, dia dianggap memiliki kekuatan gaib
(supernatural power). - Percaya diri yang besar. - Mempunyai visi. - Kemampuan
untuk mengartikulasikan visi. - Keyakinan yang kuat tentang tepatnya visi yang
dinyatakannya kepada para bawahan. Universitas Sumatera Utara - Perilaku yang
tidak mengikuti perilaku stereotip. Artinya perilaku yang lain dari yang biasa
ditampilkan oleh para pemimpin tipe lainnya, seperti perilaku yang tidak
konvensional, tidak sekedar mengikuti arus, dan sering melakukan tindakan yang
berani. Jika berhasil dalam praktek, perilaku demikian menimbulkan kekaguman
dikalangan para bawahannya yang pada gilirannya berakibat makin tingginya
tingkat kesediaan mereka menjadi pengikut pemimpin yang bersangkutan. - Peranan
selaku agen pengubah dalam arti siap membawa perubahan termasuk perubahan yang
radikal dan tidak sebagai pemelihara status quo. - Pemahaman yang mendalam dan
tepat tentang sifat lingkungan yang dihadapi termasuk kendala yang
ditimbulkannya serta kesiapan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk mewujudkan perubahan itu. - Mampu membaca situasi
organisasional yang dihadapinya dan mampu mengenali karakteristik para
bawahannya sehingga dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi yang
dihadapi itu. Karena itulah pemimpin yang kharismatik pada satu saat mungkin
menggunakan gaya yang otoriter, pada kesempatan lain menggunakan gaya yang
paternalistik, pada waktu lain lagi mungkin bergaya laissez faire, dan tidak
menghadapi kesulitan menggunakan gaya yang demokratik.
3.
Pendekatan teori kepemimpinan kontingensi/situasional. Dalam suatu kenyataan
berorganisasi tidak dapat digunakan prilaku atau gaya kepemimpinan tunggal
untuk segala situasi. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu muncul
pendekatan yang disebut contingency approach yang apabila diterjemahkan secara
harfiah berarti pendekatan kemungkinan. Di atas telah dikemukakan bahwa situasi
yang berbeda harus dihadapi dengan prilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda
pula, maka pendekatan tersebut dinamakan pula situational approach (pendekatan
situasioanal).
2.1.3. Ciri-ciri seorang pemimpin yang
efektif-efisien.
Sifatnya peka terhadap permasalahan lingkungan
yang dipimpinnya.
-
Mempunyai kepribadian yang terkontrol tidak emosional, inteligensi tinggi. -
Sifat pemberani, tidak egoistis atau individualistis, bertanggungjawab,
komunikatif. - Tidak curiga dan berprasangka buruk pada bawahan, tidak fanatik,
tidak bersikap pasif.
-
Memiliki kecerdasan dan ketangkasan pada aspek teknis dari tugasnya.
- Mau
menempatkan pembantu-pembantu yang cakap untuk mengisi kelemahannya.
- Memiliki sikap terbuka, idenya luas, rendah
hati, tidak sombong, mau mendengar aspirasi bawahannya.
- Berfungsi sebagai wasit-pemisah, bersikap
adil, bijaksana agar setiap individu rela berpartisipasi dalam setiap kegiatan,
dalam iklim psikologis yang menyenangkan. - Berfungsi sebagai penyalur
komunikasi (Kartono, 2010).
BAB
III
POKOK BAHASAN
LAPORAN
WAWANCARA
Profil
lengkap
a. Nama Kepala UPT Puskemas Tinggi Hari :Meri Yuli Astini,SKM.MM
b. Tempat/Tanggal lahir : Babatan.25 Mei 1974
c. Alamat : Relly
Kota baru Kec.Lahat
d. Agama : Islam
e. Profesi :
Pegawai Negeri Sipil
f. Pendidikan : D3 Keperawatan
g. Tahun lulus PNS :1997
h. Jabatan ditempat kerja : Kepala Puskesmas Tinggi
Hari Hari
Tanya Jawab Beberapa hal
yang telah kami tanyakan pada Narasumber yaitu Ibu Meri Yuli Astini.SKM.MM selaku
Kepala UPT Puskesmas Tinggi Hari Ada beberapa hal yang dapat saya rangkum dari
tanya jawab tersebut yaitu :
1. Saya : Apa pengertian kepemimpinan dan
peran kepemimpinan menurut anda?
Narasumber : Menurut saya
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang bisa menggerakkan perjuangan kearah
yang lebih baik menuju kesuksesan dan dapat diartikan pula suatu proses
mempengaruhi dam memberi contoh terlebih dahulu kepada bawahannya dalam rangka
untuk mencapai suatu tujuan.Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dan
mempertanggung jawabkan keputusannya tersebut.Pengambilan keputusan dalam
tinjua prilaku dapat mencerminkan karakter seorang pemimpin.Jika seorang tidak
bisa mengambil keputusan,maka dia tidak layak diajdikan pemimpin. Seorang
pemimpin harus bersikap layaknya seorang pemimpin. Peran kepemimpinan adalah suatu
seperangkat prilaku pada diri seseorang atau yang dilakukan,yang diharapkan
oleh seorang pemimpin sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang
pemimpin.Pemimpin memiliki peran yaitu untuk mengatur dan mengarahkan anak
buahnya untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2. Saya : Bagaimana peran anda sebagai
pemimpin dalam mengambil keputusan ?
Narasumber :Peran saya
selaku pemimpin dalam mengambil keputusan adalah pengambilan keputusan dalam
tinjauan prilaku yang mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin untuk mengetahui
baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang
timbul atau yang ditimbulkan melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya terutama dalam mengambil sebuah keputusan.Keputusan yang diambil
harus berdasarkan musyawarah dan mufakat seluruh staff.
3. Saya : Bagaimana sikap anda sebagai
Ka.UPT dalam menghadapi staf yang tidak
menjalani aturan dengan baik?
Narasumber: peran saya
selaku kepala UPT pertama saya member teguran dengan baik,menanyakan apa masalah
anda tidak disiplin,dan apa alasannya,jika alasannya itu masih bias dimaklumi
saya tidak memberi surat peringatan tetapi kalau sudah berulang melakukan
kesalahan saya memberi surat peringatan
yang pertama(SP 1),Tindakan yang saya lakukan semata mata hanya ingin membuat
mereka disiplin dan agar tidak dicontoh oleh teman yang lainnya.
4. Bagaimana cara menegur
anak buah anda?
Narasumber :untuk menegur
anak buah atau bawahan kita, hendaknya kita menggunakan cara yang santun agar
dia bisa mengerti tanpa merasa terpaksa dan tertekan untuk mengakui kesalahan
yang telah dia lakukan.
5. Apakah anda merupakan
sosok pemimpin yang mudah berinteraksi dengan bawahan anda ?
Narasumber : kalau menurut
saya, saya merupakan sosok yang mudah dalam berinteraksi dengan bawahan. Karena
jikalau kita sudah mengenal mereka dan berinteraksi kepada mereka akan terjalin
suatu keakraban dengan mereka, dan mereka pun tidak tegang ataupun takut kepada
saya. Dan hal itupun memudahkan saya dalam melaksanakan pekerjaan saya.
6. Dalam hal apa anda memberikan toleransi
kepada anak buah anda ?
Narasumber: saya memberikan
toleransi kepada staf saya seperti ijin-ijin tidak masuk kerja namun dengan
alasan yang logis dan itupun telah diatur dalam ketetapan perusahaan mengenai
hal itu. seperti karena sedang sakit, kecelakaan, ada keluarga yang meninggal,
sedang menikah, dan lain sebagainya namun logis. Namun ketika dia bekerja dan
terjadi seperti luka atau sakit, itu saya beri toleransi dengan cara dia bisa
pulang lebih cepat ketika dia sedang sakit. Tidak mungkinkan ketika seseorang
sakit kita paksa untuk bekerja.Jadi dalam beberapa hal itulah saya memberikan
toleransi kepada mereka.
7. Sebagai apakah posisi anda di perusahaan
ditempat anda bekerja ?
Narasumber :saya di bantu
oleh staff dan satu orang Kepala tata
Usaha dimana saya
8. Apa yang menjadi
komitmen anda sebagai pemimpin dalam bekerja ?
Narasumber: komitmen kita
sebagai Kepala ruangan adalah harus menjalankan SOP (Standar Operational
Prosedur) yang berlaku untuk menciptakan keteraturan dalam bekerja.
9.Apakah tugas-tugas anda
sebagai Kepala UPT ?
Narasumber : sebagai
seorang Ka.UPT ,menyusun program kerja seperti jadwal,berkoordinasi lintas
sector dan lintas program,memimpin lokakarya mini bulanan
10. Bagaimana cara anda
untuk membuat anak buah anda merasa tidak tertekan dibawah kepemimpinan anda ?
Narasumber: agar karyawan
saya tidak tertekan dengan gaya kepemimpinan saya, seperti yang saya sampaikan
sebelumnya saya akan berinteraksi aktif dengan mereka seperti bercanda dengan
mereka, makan bareng dengan mereka hingga tidak ada batas antara pemimpin dan
bawahan namun kita sebagai pemimpin juga kita harus bisa membuat mereka merasa
segan kepada kita dengan hal itu, saya rasa mereka tidak akan merasa tertekan
dengan cara saya memimpin mereka dan merekapun akan lebih menerima perintah
saya.
Tipe Pemimpin
Berdasarkan hasil dari
wawancara yang dilakukan, saya dapat menyimpulkan bahwa pemimpin yang saya
wawancarai itu merupakan pemimpin yang bertipe Open Leadership.Saya bisa
menyimpulkan seperti itu karena berdasarkan data yang saya peroleh,
jawaban-jawaban dari narasumber itu hampir semuanya sesuai dengan ciri-ciri
tipe kepemimpinan Open Leadership itu sendiri. Adapun ciri-ciri dari tipe
kepemimpinan Open Leadership adalah antara lain sebagai berikut :
1.
Berpartisipasi aktif
2.
Bersifat terbuka
3.
Bawahan diberikan kesempatan untuk memberikan kritik dan saran
4.
Melakukan musyawarah untuk mengambil keputusan meskipun keputusan tetap ada
ditangan pimpian
5.
Menghargai kemampuan orang lain
6.
Semangat kerja bawahan tinggi dikala ada maupun tidak ada pimpinan
7.
Bawahan merasa senang, aman dan tidak tertekan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.Seorang pemimpin yang baik harus
memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi
(spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat
mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila
ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh
seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akanarif dan bijaksana.
Kata pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan.
Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya,
tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa
kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan.Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.
Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
4.2 Saran
Sangat diperlukan sekali
jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu
selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.Jika
saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik,
cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin.
Komentar
Posting Komentar