KRITICAL JURNAL
KRITICAL JURNAL
OLEH : PURNAMA SUSANTI
NIM : 19131011128
PENGARUH AROMA TERAPI TERHADAP
INSOMNIA PADA LANSIA
DI PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN
BANTUL
YOGYAKARTA
1.
Judul
Artikel Jurnal :
Pengaruh aroma therapy terhadap
insomnia pada lansia
2.
Gambaran
Umum.
a.
Latar
Belakang
Peningkatan pembangunan disegala bidang memberikan
kontribusi yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut
dibuktikan dengan meningkatnya umur harapan hidup, semakin meningkatnya umur
harapan hidup berarti mempengaruhi langsung pada pertambahan jumlah penduduk
lansia (lanjut usia). Usia harapan hidup di dunia yaitu di negara berkembang
usia harapan hidup 50 sampai 60 tahun dan di negara maju usia harapan hidup
mencapai usia 70 sampai 80 tahun. Di Indonesia usia harapan hidup terus
meningkat, berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) angka harapan hidup
penduduk Indonesia pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun, tahun 1980: 55,30 tahun,
pada tahun 1985: 58,19 tahun, pada tahun 1990: 61,12 tahun, tahun 1995: 60,05
tahun, dan pada tahun 2000: 64,05 tahun. Penduduk lanjut usia di Indonesia pada
tahun 1980 baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau setara dengan 5,2% dari seluruh
jumlah penduduk, tahun 1990 jumlah lansia meningkat menjadi 11,3 juta jiwa atau
setara dengan 8.2% dari jumlah penduduk, tahun 2000 meningkat menjadi 15,1 juta
jiwa atau setara dengan 7,2% jumlah penduduk, dan diperkirakan pada tahun 2020
akan terus meningkat menjadi 29 juta jiwa atau setara dengan 11,4%,
diperkirakan jumlah lansia di Indonesia Jurnal Kebidanan, Vol. II, No. 02,
Desember 2010 22 pada tahun 2007 mencapai 17 juta jiwa. Pertambahan umur pada
individu merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada setiap
manusia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai masalah
tersendiri baik secara fisik, mental, maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau
insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur
menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal dirumah dan
66% lansia yang tinggal di fasilitas jangka panjang. Lansia mengalami penurunan
efektifitas tidur pada malam hari 70% sampai 80% dibandingkan dengan usia muda.
Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami oleh orang yang lebih tua,
dimana 1 dari 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius.
Setelah dilakukan skrining dari 42 orang lansia yang tinggal di PSTW (Panti
Sosial Tresna Werdha) unit Budi Luhur Kasongan Bantul didapatkan 32 lansia
mengalami insomnia. Lansia beresiko mengalami gangguan tidur yang disebabkan
oleh banyak faktor misalnya pensiunan dan perubahan pola sosial, kematian
pasangan hidup atau teman dekat, peningkatan penggunaan obatobatan, penyakit
yang dialami, dan perubahan irama sirkadian3. Gangguan mood, ansietas,
kepercayaan terhadap tidur, dan perasaan negatif merupakan indikator terjadinya
insomnia. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat
digunakan untuk mengatasi insomnia. Aromaterapi memiliki efek menenangkan atau
rileks untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan
insomnia. Terapi komplementer dan Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai
praktek keperawatan, hal tersebut dimasukkan dalam kepercayaan holistik manusia
yaitu keperawatan secara menyeluruh bio, psiko, sosial, spiritual, dan kultural
yang tidak dipandang pada keadaan fisik saja tetapi juga memperhatikan aspek
lainnya yang bertujuan untuk penekanan dalam penyembuhan, pengakuan bahwa
penyedian hubungan klien sebagai partner, dan berfokus terhadap promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit. Teori keperawatan sunrise model yang
mempunyai tujuan dasar yaitu menggunakan pengetahuan relevan dalam menyediakan
kultur spesifik dan kultur yang kongruen untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Perspektif diatas menggambarkan pemberian asuhan keperawatan
yang memandang aspek psikososial dan peran budaya seorang individu untuk
mndapatkan hasil yang maksimal dan berkualitas Dari gambaran diatas peneliti
ingin mengetahui apakah aromaterapi memiliki pengaruh terhadap insomnia pada
lansia.
b.
Tujuan
Penelitian
ini bertujuan untuk meneliti apakah Aromatherapy dapat mengurangi gangguan
insomnia pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha unit Budi
Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta April 2009.
c.
Tempat
Penelitian
ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha unit Budi
Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta
d.
Populasi dan sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah Semua Lansia yang mengalami Insomnia yang berada di
Panti
Sosial Tresna Werdha unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta April 2009.
e.
Metode
Penelitaian ini menggunakan desain penelitian Metode yang digunakan dalam
pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Sampel sebanyal 30 orang lansia
dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama digunakan sebagai kelompok
control.
3. Telaah Kritis
Berdasarkan Jurnal Pengaruh
Aromatherapy terhadap Ganguan Insomnia pada Lansia merupakan bagian dari
kedokteran berbasis bukti (evidence base medicane) diartikan sebagai suatu
proses evaluasi secara cermat dan sistematis suatu artikel penelitian untuk
menentukan reabilitas, validitas dan kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen
utama yang dinilai dalam critical
appraisal adalah validity, imporrtancy, dan applicability. Tingkat
kepercayaan hasil suatu penelitian sangat bergantung dari disain penelitian dimana
uji klinis menempati urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen
dari suatu penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metedologi, hasil dan
diskusi. Masing masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam
menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
Langkah langkajnya adalah sebagai
berikut.
Penilaian PICO
Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah
Lansia yang mengalami ganggguan Insomnia di Panti Sosial
Tresna Werdha unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta.
Intervensi : Para lansia yang mengalami insomnia
sedang dan berat diberikan aromatherapy lavender untuk mengatasi insomnianya.
Comparation : -
Outcome : Dari hasil pemberian aromatherapy
maka lansia yang diberikan aromaterapi lavender memiliki peningkatan durasi
tidur malam yang lebih lama dari pada sebelum pemberian aromaterapi.
Evaluasi Jurnal
I.
PENDAHULUAN
1.
Metode
Pencarian Literatur
a.
Database
yang digunakan dalam pencarian jurnal ini adalah google scholar.
b.
Kata
kunci dalam pencarian litertur adalah “kebidanan”.
c.
Jumlah
literature yang didapatkan sebanyak 2.890
d.
Proses
seleksi literature dilakukan dengan menggunakan criteria inklusi, yaitu :
1)
Artikel
dalam lingkup kesehatan atau kebidanan.
2)
Artikel
lima tahun terakhir.
2.
Abstrak
a.
Konteks
Insomnia merupakan salah satu
masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Terdapat beberapa terapi yang dapat
dilakukan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia, aroma terapi merupakan
terapi non farmakologi yang dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia
pada lansia.
3.
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh aroma
terapi terhadap insomnia pada lansia.
4.
Pengaturan
dan Desain
Desain penelitian Quasi Eksperiment
dengan subyek sebanyak 30 orang lansia..
5.
Bahan
dan Metode
Metode yang digunakan dalam
pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Sampel sebanyal 30 orang lansia
dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama digunakan sebagai kelompok
control.
6.
Analisis
Statistik yang Digunakan
Analisis statistic yang digunakan
adalah independent t-test dan paired t-test.
7.
Hasil
Terjadi penurunan derajat insomnia
pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test diperoleh nilai t=2,702
dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan
derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada
kelompok perlakuan dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent
sample t-test nilai t= 2,024 dengan probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.
8.
Kesimpulan
Terapi komplementer aromaterapi
dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada lansia.
Keyword : Lansia, Insomnia,
Aromaterapi
1.
DESKRIPSI
JURNAL
a.
Deskripsi
Umum
1)
Judul
: Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur
Kasongan Bantul.
2)
Penulis
: Sri Adiyati.
3)
Publikasi
: Jurnal Kebidanan Akbid Estu Utomo Boyolali, 2010. Volume 2. No. 2.
4)
Penelaah
: Yespy Anna Wahyu
5)
Tanggal
telaah : 28 Juni 2012.
b.
Deskripsi
Konten
1)
Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.
c.
Hasil
Penelitian
Terjadi penurunan derajat insomnia
pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test diperoleh nilai t=2,702 dengan
nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan derajat
insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada
kelompok perlakuan dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent
sample t-test nilai t= 2,024 dengan probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.
d.
Kesimpulan
Penelitian
Terapi komplementer aromaterapi
dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada lansia.
2.
TELAAH
JURNAL
a.
Fokus
Utama Penelitian
Jumlah lansia di Indonesia pada
tahun 2000 setara denga 7,2% jumlah penduduk dan diperkirakan akan meningkat
pada tahun 2020 menjadi 29 juta jiwa atai setara dengan 11,4%.
Pertambahan umur pada individu
merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada setiap manuasia,
pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai macam masalah baik secara
fisik, mental maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah
satu gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang
berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% lansia yang tinggal
di fasilitas jangka panjang.
Lansia mengalami penurunan
efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80% dibandingkan dengan usia muda.
Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang yang lebih tua, dimana
1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius.
Setelah dilakukan screening dari 42 lansia yang tinggal di PSTW ( Panti Sosial
Tresna Werdha ) unit Budi LUhur Kasongan Bnatul didapatkan 32 lansia mengalami
insomnia.
Aromaterapi merupakan salah satu
terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi
memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa gangguan misalnya
mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Terrapi komplementer dan
Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai praktek keperawatan dalam
kepercayaan holistic manusia.
Teori keperawatan sunrise model yang
mempunyai tujuan dasar yaitu menggunakan pengetahuan relevan dalam menyediakan
kultur spesifik dan kultur yang kongruen untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Dari gambaran diatas peneliti ingin mengetahui apakah
aromaterapi memiliki pengaruh terhadap insomnia pada lansia.
Berdasarkan kutipan dari pendahuluan
diatas diketahui bahwa jumlah lansia akan mengalami peningkatan pda tahun 2020
yaitu setara dengan 11,4% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Hal ini
meningkatkan pula populasi yang beresiko untuk terkena insomnia. Gangguan tidur
atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Lansia
mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80%
dibandingkan dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi
dialami orang yang lebih tua, dimana 1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih
mengalami sulit tidur yang serius. Melihat makin besarnya yang beresiko terkena
insomnia akibat makin bertambahnya usia, maka dapat terjadi epidemic dalam
waktu dekat. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan
untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks
untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia.
Focus utama penelitian cukup jelas yaitu untuk mengetahui pengaruh aroma
terapi terhadap insomnia pada lansia.
b.
Elemen
Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian
1)
Gaya
penulisan
Sistematika telah tersusun dengan
baik dan jelas pada judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan
penelitian, , analisis statistic, hasil, kesimpulan) tetapi pada pengaturan dan
desain tidak dijelaskan secara terperinci hanya menyebutkan secara umum yaitu
Quasy Eksperiment. Metode juga tidak dijelaskan instrument pengukuran yang
digunakan.
Tata bahasa yang dipergunakan dalam
penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca mengerti
bagaimana penelitian itu dilaksanakan dan apa hasil yang di peroleh namun pada
penulisan masih kita jumpai banyak kata depan, kata hubung maupun awalan yang
berada di awal kalimat.
2)
Penulis
Penulis dalam penelitian ini adalah
Sri Adiyati berasal dari Prodi Keperawatan Magelang politeknik Kesehatan
Semarang.
3)
Judul
Pengaruh Aroma Terapi Tehadap
Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul.
Judul penelitian cukup jelas, akurat
dan tidak ambigu serta menggambarkan apa yang akan di teliti. Namun
kekurangannya tidak memenuhi prinsip 5 W 1 H yaitu peneliti tidak mencantumkan
kapan penelitian tersebut diadakan.
c.
Abstrak
1)
Kelebihan
a)
Mampu
mengambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian,
metodologi dan hasil yang didapatkan.
b)
Jurnal
ini memenuhi IMRAD (introduction, Metode, Result, Analize, Discussion).
c)
Jurnal
ini juga mencantumkan kata kunci.
2)
Kekurangan
a)
Jurnal
ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang
terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.
b)
Jurnal
ini tidak memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya.
3)
Elemen
Yang Memepengaruhi Kekuatan Suatu Penelitian
a)
Tujuan
/ Masalah Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia. Tujuan dalam
penelitin ini sangat sederhana dan jelas.
4)
Konsistensi
Logis
Laporan penelitian telah mengikuti
langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul penelitian, nama
penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan
metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan,
bahan dan metode, hasil, pembahasan dan kesimpulan. Catatan kaki tidak terdapat
dalam jurnal ini.
d.
Literature
Review
Penyusunan literatur sepertinya
penulis ingin menggunakan sistim vancouver tetapi pada daftar pustaka tidak
ikut dilakukan penomoran, hanya pada teorinya saja.
Penulisan jurnal menggunakan
analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan membandingkan
temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh
penulis tetapi tidak secara langsung karena ditemukan dalam paragraph yang
berbeda.
Contoh kutipan Jurnal :
Insomnia dapat diatasi denga terapi
relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma terapi merupakan salah satu terapi
relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, hal tersebut
dikarenakan aroma wangi memberikan rasa rileks. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa aroma terapi menurunkan derajat insomnia pada lansia. Aroma terapi
lavender mempunyai pengaruh pola tidur pada lansia dimensia. Lansia yang
diberikan aroma terapi lavender memliki peningkatan durasi tidur malam yang
lebih lama daripada sebelum pemberian aroma terapi.
Literature yang digunakan berasal
dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.
1)
Kerangka
Teori
Baik kerangka konseptual maupun
kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut,
namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai aroma terapi yang dapat
meringankan gangguan tidur pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan
dengan cukup rinci.
2)
Tujuan
/ Sasaran/ Pertanyaan Penelitian/ Hipotesis
Tujuan dan sasaran penelitian
disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang disajikan dalam
tinjauan pustaka.
“Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.”
Pertanyaan penelitian juga tertuang
dalam pendahuluan yaitu “apakah aroma terapi memiliki pengaruh terhadap
insomnia pada lansia?”
Hipotesis tidak disebutkan dalam
jurnal ini.
3)
Sampel
Penelitian ini dilakukan di di PWST
Unit Budi Luhur Kasongan Bantul tetapi waktu penelitian tidak disebutkan.
Sampel pada penelitian ini dikenakan criteria inklusi sehingga diperoleh 30
sampel yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Sampel diambil 30 orang dari 32 orang
yang mengalami insomnia, tetapi tidak dijelaskan alas an mengambil 32 sampel
tersebut.
4)
Pertimbangan
Etika
Sebelum mendapatkan persetujuan
lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu mereka diberikan
penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian.
Izin etik untuk penelitian tidak
diperoleh dari Komite Etik karena di Indonesia belum memiliki komite etik untuk
penelitian. Izin diperoleh dari pimpinan PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul
dan lansia yang terlibat dalam penelitian tersebut.
e.
Definisi
Operasional
Definisi operasional tidak
disebutkan dalam jurnal ini. Seperti apa insomnia yang dimaksud oleh peneliti
tidak disebutkan secara jelas. Berapa rentang waktu tidur malam sehingga
dikatakan insomnia juga tidak dijelaskan.
f.
Metodologi
Desain penelitian ini dalah Quasy
Eksperiment dengan menggunakan 30 orang subyek yng mengalami insomnia.
Instrument
yang digunakan adalah pre test dan post test dengan menggunakan KSPBJ (Kelompok
Study Psikologi Biologik Jakarta). Penelaah tidak bisa menyimpulkan apakah
instrument yang digunakan sudah sesuai atau belum dengan informasi yang ingin
dikumpulkan oleh peneliti karena instrument tidak dijelaskan secara rinci.
1)
Data
Analisis/ hasil
a)
Analisis
statistic yang digunakan adalah t-test. Analisis ini digunakan untuk
membandingkan kelompok control dan kelompok intervensi.
b)
Penyajian
table disertai dengan narasi yang jelas dan singkat mengenai isi table.
Table 1. distribusi hasil analisis
paired sample t-test derajat insomnia kelompok perlakuan pada lansia yang
mengalami insomnia dip anti social Tresna Werdha unit Budi Luhur Kasongan
Bantul Yogyakarta tahuan 2009
Mean pre test
|
Mean post test
|
Std. dev
|
t
|
Sig. (2 tailed)
|
12,27
|
8,53
|
5,351
|
2,702
|
0,017
|
Berdasarkan table 1 pada kelompok
perlakuan terjadi penurunan derajat insomnia yang signifikan, selisih mean
derajat insomnia pre test dan post test sebesar 3,73 dan nilai t= 2.702 dengan
nilai probabilitas Sig (2 tailed) 0,017.
c)
Jumlah
sampel
Jumlah sampel yang berpartisipasi :
dari 32 lansia yang mengalami insomnia dipilih dengan menggunakan criteria
inklusi, terdapat 2 orang yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini,
sehingga sisa dari subyek sebanyak 30 orang.
3.
Hasil
penelitian
Terjadi penurunan derajat insomnia
pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test diperoleh nilai t=2,702
dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan
derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada
kelompok perlakuan dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent
sample t-test nilai t= 2,024 dengan probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053. Aroma
terapi lavender mempunyai pengaruh terhadap pola tidur pada lansia dimensia.
Lansia yang diberikan aroma terapi lavender memiliki peningkatan durasi tidur
malam yang lebih lama daripada sebelum pemberian aroma terapi.
1)
Pembahasan
Temuan Hasil Penelitian
Kelebihan
Bagian pembahasan mengacu kepada
beberapa criteria Hills :
a)
Kekuatan
asosiasi
“Insomnia dapat diatasi dengan
terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma terapi merupakan salah satu terapi
relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, hal tersebut
dikarenakan aroma wangi memberikan rasa rileks. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa aroma terapi menurunkan derajat insomnia pada lansia.”
Pengaruh aroma terapi dapat mengatasi
insomnia juga dapat ditemukan pada penelitian sebelumnya, hanya saja besarnya
pengaruh tidak disebutkan.
b)
Konsistensi
Penulis tidak mencantumkan replikasi
dari penelitian sebelumnya sehingga penelaah tidak bisa membandingkan hasil
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
2)
Hubungan
Temporal
“Insomnia merupakan salah satu
masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Terdapat beberapa terapi yang dapat
dilakukan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia, aroma terapi merupakan
terapi non farmakologi yang dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia
pada lansia.”
Penelitian ini berusaha untuk
mencari pemecahan masalah. Adanya factor kausa yang mendahului akibat
menjadikan peneliti tertarik untuk mencari pemecahan masalahnya.
a)
Efek
dosis respon
Dalam penelitian ini hanya
dijelaskan hasil bahwa aroma terapi dapat menurunkan tingkat insomnia. Dosis,
cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi penggunaan tidak dijelaskan secara
rinci. Penelaah atau pembaca jurnal tidak emngetahui secara pasti dosis, cara pakai,
waktu pemakaian dan frekuensi penggunaan yang seperti apa yang dapat menurunkan
tingkat insomnia.
b)
Spesifikasi
Hubungan kausal dalam hal
specificity tidak terpenuhi, meskipun di temukan perbedaan dari hasil pre test
dan posttest kelompok perlakuan dan kelompok control. Namun pengontrolan
terhadap factor-faktor lain yang berpengaruh tidak dilakukan, misalnya pada
aktifitas apa yang mereka lakukan. Di teori disampaikan bahwa aktifitas yang
dilakukan juga akan mempengaruhi tingkat insomnia.
3)
Plausibility
Pada penelitian ini, unsur
kausalitas dalam hal biological plausibility terpenuhi sebab aromaterapi dapat
mempengaruhi system syaraf sehingga menimbulkan rasa rileks. Relaksasi dapat
menekan rasa tegang dan cemas dengan cara resiprok, yang mana rasa tegang dan
kecemasan merupakan penyebab dari insomnia sehingga timbul counter conditioning
dan penghilangan. Pada penelitian ini kesesuaian terpenuhi dalam hal pemilihan
subyek dimana aromaterapi dapat menurunkan tingkat insomnia.
4)
Bukti
eksperimen
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen semu yang mengungkapkan fakta secara empiris dan rasional mengenai
pengaruh aroma terapi terhadap penurunan tingkat insomnia.
a)
Analogi
Pada
penelitian ini unsure kausalitas dalam hal analogi belum terlihat jelas karena
penulis tidak mencantumkan penelitian atau hasil penelitian sebelumnya.
Kekurangan
·
Kekuatan
dan keterbatasan penelitian termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal
tersebut.
·
Penelitian
sebelumnya juga tidak dicantumkan dalam jurnal tersebut.
5)
Referensi
Literature yang digunakan hanya
sebanyak 2 jurnal dari keseluruhan jurnal yang kurang dari 2 tahun pada saat
penelitian tersebut dilakukan.
4.
Kesimpulan
dan Saran
a.
Kelebihan
·
Isi
dari kesimpulan penelitian menjawab tujuan penelitian penelitian.
·
Saran
mengungkapkan harapan peneliti bagi semua pihak yang terkait dan harapan bagi
dirinya sendiri untuk dapat mengembangkan lagi penelitian ini menjadi
penelitian true experiment.
b.
Kekurangan
·
Isi
dari kesimpulan memang menjawab pertanyaan penelitian tetapi dalam penyampaiannya
tidak dikemas secara ringkas.
·
Isi
dalam saran tidak menjelaskan waktu yang tepat dan durasi untuk menggunakan
aroma terapi sehingga dapat mengatasi gangguan tidur.
·
Saran
juga tidak menjelaskan kondisi kesehatan lansia yang seperti apa yang dapat
menggunakan aroma terapi.
5.
PENUTUP
Sebagai penutup, meskipun ditemukan
berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penelitian tersebut, namun penelitian
tersebut telah memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan pengembangan di
bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah. Penelitian
ini juga dapat dijadikan sebgaai langkah awal dalam penelitian selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar