Mata Kuliah Matodelogi Penelitian ; Proposal Tesis
TUGAS
METODELOGO PENELITIAN
PROPOSAL
PENELITIAN TENTANG
FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN
ALAT KONTRASEPSI IUD
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan survei
penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah
penduduk Indonesia pada 2019
diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah tersebut
terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa perempuan. Indonesia
saat ini sedang menikmati masa bonus demografi di mana jumlah penduduk usia
produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakni lebih dari 68% dari
total populasi.
Adapun penduduk dengan kelompok umur 0-14
tahun (usia anak-anak) mencapai 66,17 juta jiwa atau sekitar 24,8% dari total
populasi. Kemudian penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) sebanyak
183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7% dan kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia
sudah tidak produktif) berjumlah 17,37 juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total
populasi.
Dari
data BPS untuk jumlah penduduk yang dilakukan dalam sensus penduduk menunjukkan
peningkatan setiap lima tahun sekali. Bahkan BPS sudah memproyeksikan jumlah
penduduk di 2020. Untuk jumlah penduduk yang ada di Indonesia, data terakhir
tercatat pada tahun 2015 sebesar 238.518.000 jiwa di Indonesia. Diproyeksikan
pada 2020 akan meningkat sebanyak 271.066.000 jiwa. Peningkatan tersebut juga
diproyeksikan akan terjadi disetiap pulau yang ada di Indonesia. Seperti Pulau
Sumatera pada 2015 sebanyak 55.272.000 jiwa dan di 2020 diproyeksikan akan
sebanyak 59.337.000 jiwa.
Jumlah penduduk 2018 secara data Ditjen Dukcapil pada
Triwulan II 2018 mencapai 263,9 juta jiwa. Sedangkan BPS dan Bappenas
memproyeksi dari 2015-2045 data penduduk Indonesia mencapai 264,2 juta jiwa.
Tingginya laju
pertumbuhan penduduk disebabkan masih tingginya tingkat kelahiran. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi menyebabkan hasil – hasil pembangunan kurang bisa
dirasakan masyarakat dan menjadi beban berat bagi pembangunan selanjutnya. Oleh
karena itu, upaya langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran perlu
ditingkatkan. Salah satu indikator program kependudukan, keluarga berencana,
dan pembangunan keluarga (KKBPK) adalah angka kelahiran total (TFR) dimana
target secara nasional pada tahun 2019 harus mencapai2,28 anak per wanita usia
subur. Tinggi rendahnya angka TFR dipengaruhi oleh lima faktor utama penentu
fertilitas, yaitu usia kawin pertama, pemakain kontrasepsi, lama menyusui
eklusif, aborsi, dan sterilitas dan pembinaan kesertaan ber-KB kepada (PUS)
pasangan usia subur (BKKBN,2015). 2 Strategi dari pelaksanaan program KB
tercantum dalam arah kebijakan dan strategi program kependudukan dan Keluarga
Berencana tahun 2013 adalah pedoman untuk meningkatkan percepatan pencapaian
RPJM. Program keluarga berencana didukung dengan adanya alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi yang
memiliki efektifitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan adalah kontrasepsi
yang bersifat jangka panjang (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) atau sering
disebut dengan Metode Alat Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) diantaranya
adalah IUD, implant, MOW, MOP. IUD merupakan alat kontrasepsi yang
efektifitasnya tinggi, yaitu 0,6-0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama. IUD juga berperan dalam mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai
hampir 100%, yang bergantung pada alatnya (BKKBN,2014).
Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik polyethylene yang
lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu. Alat kontrasepsi ini sangat efektif,
reversible dan berjangka panjang dibandingkan metode kontrasepsi lain dengan
angka kegagalan umumnya 1-3 kehamilan per 100 wanita pertahun. Seperti sebagian
besar metode kontrasepsi, AKDR juga memiliki kelebihan dan kekurangan,
kelebihan dari AKDR yaitu dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi, sangat efektif, berjangka panjang dan dapat digunakan sampai
menopouse, sedangkan kekurangan AKDR yaitu perubahan siklus haid (umumnya 3
bulan pertama 3 setelah itu akan berkurang), haid lebih lama dan lebih banyak,
saat haid lebih sakit, tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS (BKKBN,2014).
Kurang diminatinya alat
kontrasepsi dalam rahim disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang prosedur pemasangan
juga efek samping dan adanya persepsi yang salah serta ketidak nyamanan pada
saat pemasangan karena harus dimasukkan berbagai macam alat kedokteran serta
harus membuka bagian kemaluan ibu dan juga terkadang menimbulkan rasa sakit
saat berhubungan seksual. Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan AKDR
(ekspulsi, infeksi dan perforasi) disebabkan oleh pemasangan yang kurang tepat.
Pemasangan maupun pencabutan hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang terlatih.
Faktor eksternal yang
mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi adalah dukungan suami, dukungan
keluarga, sosial budaya, ekonomi dan pelayanan kesehatan di bidang keluarga
berencana. Pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu prosedur,
petugas, biaya, dan informasi (Effendi,2012). Di Indonesia jumlah peserta KB
baru pada tahun 2015 sebanyak 723.456 peserta. Jika dilihat rinciannya, maka
peserta AKDR adalah (7,03%), MOW (1,71%), impalnt (10,53%), MOP (0,20%), kondom
(8,23%), pil (35,61%) dan suntik (36,7%) (BKKBN,2016). Di Kalimantan Barat
target permintaan Partisipasi Masayarakat (PPM) pada tahun 2017 metode
kontrasepsi AKDR adalah 8.460 peserta dan yang telah terealisasi sebanyak 2.933
(34,67%) dan dikota pontianak target PPM sebanyak 2.432 peserta yang telah
tercapai hanya 1.047 peserta (43,05%) (BKKBN,2017).
Kabupaten Lahat menjadi
juara 1 KB di Sumatera selatan dalam rangka hari Kontrasepsi sedunia tahun
2019. Dalam hal pencapaian jumlah akseptor KB MKJP. Dari 4 macam MKJP yang
paling banyak pencapaian KB yakni KB Impant yakni 605 akseptor atau
53,96%.sedangkan MKJP IUD pencapaiannya kosong.
Jumlah akseptor AKDR
tersebut baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan juga masih kecil dari
target yang ditetapkan yaitu sebesar 15%, sedangkan target nasional 10%.
Berdasarkan data profil Puskesmas Perumnas hingga tahun 2015 Penggunaan MKJP
terbanyak yakni Implant yaitu 322 selama tahun 2019. Sedangkan penguna KB IUD
hanya 5 orang selama tahun 2019.
Rendahnya penggunaan
metode kontrasesi IUD disebabkan karena beberapa faktor seperti : ketidaktahuan
peserta tentang kelebihan Metode kontrasepsi IUD, kualitas pelayanan KB dilihat
dari segi ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga yang terlatih
serta kemampuan medis teknis petugas pelayanan kesehatan, biaya pelayanan
Metode kontrasepsi Jangka Panjang yang mahal, adanya hambatan dukungan dari
suami dalam pemakaian Metode kontrasepsi jangka Panjang, dan adanya nilai yang
timbul dari adanya sikap yang didasarkan kepercayaan dan norma- norma di
masyarakat (BKKBN, 2014).
Bentuk partisipasi
suami dalam penggunaan alat kontrasepsi adalah mendukung istri dalam memilih
alat kontrasepsi dan memberikan kebebasan pada istri untuk menggunakan
kontrasepsi tersebut. Setiap akseptor menggunakaan kontrasepsi yang saat ini
dipakai, dengan pertimbangan berbagai hal. Faktor yang mempengaruhi pemilihan
kontrasepsi yaitu berupa faktor internal : pengetahuan, pendidikan, umur,
perkerjaan, paritas dan sikap. Faktor eksternal yaitu dukungan suami, dukungan
keluarga, tenaga kesehatan, ekonomi dan sosial budaya (Bernandus,2013).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan penelitian di Puskesmas Perumnas pada 1
Januari 2020 sampai 25 Maret 2020 responden yang menggunakan alat kontrasepsi, 65
responden tidak menggunakan AKDR dan 2 responden menggunakan AKDR. Dari uraian
latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPI DALAM RAHIM (AKDR) PADA
PUSKESMAS PERUMNAS KABUPATEN LAHAT Tahun 2020.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka masalah yang dapat difokuskan untuk penelitian yang
akan dilakukan adalah apa saja faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya
penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas Perumnas Kabupaten
Lahat.
C.
Tujuan Penelitian
a. Tujuan
Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan
dengan penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR) pada daerah jumlah cakupan
AKDR tinggi dan jumlah cakupan AKDR rendah di Kota Pontianak.
b. Tujuan
Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.
Menganalisis hubungan faktor
pendapatan dengan penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas
Perumnas.
2.
Menganalisis hubungan faktor ekonomi
/ pendapatan keluarga dengan penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR) di
Puskesmas Perumnas.
3.
Menganalisis hubungan paritas dengan
penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas Perumnas.
4.
Menganalisis hubungan faktor sikap
dengan penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas Perumnas.
5.
Menganalisis hubungan faktor dukungan
suami dengan penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas
Perumnas.
D.
Manfaat Penelitian
a. Bagi
Masyarakat Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau wawasan dalam
penggunaan Alat Kontrasepi Dalam Rahim (AKDR).
b. Bagi
STIK Bina Husada khususnya Jurusan PPSKM sebagai bahan tambahan literatur yang
dapat menjadi referensi bagi mahasiswa khususnya PPSKM Bina Husada untuk
menggali lebih dalam lagi mengenai penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR).
c. Bagi
Peneliti Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan
pengetahuan maupun pengalaman yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan
dan merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan peneliti untuk melakukan
pendekatan sebagai ahli kesehatan kepada masyarakat serta sebagai wujud dari
upaya untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program pendidikan S2 di PPSKM Bina
Husada Palembang.
E.
Keaslian Peneliti
Keaslian
Peneliti No Judul penelitian (nama, tahun) Metode Variabel Hasil Perbedaan
1. Faktor
yang berhubungan dengan penggunaan AKDR di puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa
Utara (Sarce Pinomtoan, 2014) Cross sectional
a. Pengetahuan
b. Paritas
c. Pendidikan
Ada hubungan antara paritas, dan pengetahuan dengan penggunaan AKDR, dan tidak
ada hubungan pendidikan dengan penggunaan AKDR Variabel, waktu dan tempat
2.
Gambaran faktor yang mempengaruhi
rendahnya pemakaian AKDR di Puskesmas Rambah Samo I informasi tersebut
diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk memperbaiki pelayanan AKDR (Nana
Aldriana, 2013) Cross sectional
a. Paritas
b. Pengetahuan
c. Pendapatan
Sebagian besar akseptor KB menggunakan KB suntik, dan berpengetahuan cukup.
Jenis alat kontrasepsi dan metode penelitian
3.
Faktor faktor yang berhubungan
dengan minat ibu terhadap penggunaan AKDR di puskesmas Tuminting Kota Manado
Cross sectional
a. Usia
b. Ekonomi
c. Pendidikan
Menunjukan bahwa ada hubungan antara usia, ekonomi dengan penggunaan AKDR, dan
tidak ada hubungan pendidikan dengan penggunaan AKDR Variabel dan metode
peneitian Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mendapat informasi mengenai penggunaan AKDR pada
daerah cakupan tinggi dan rendah di kota pontianak. Metode peneltian
menggunakan penelitian analitik observasional dengan pendengkatan case control.
Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 100 responden yang berada
dikecamatan pontianak kota dan wilayah kerja puskesmas Alianyang dan Puskesmas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Adalah suatu alat atau benda yang dimasukan ke dalam rahim yang sangat efektif,
reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduktif. Pengertian lain, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD atau
spiral adalah suatu alat yang dimasukan kedalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi
(BKKBN, 2013)
B.
Jenis – jenis AKDR
Penggolongan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) antara lain : 1. Menurut Bentuknya : a) Bentuk terbuka (Open
Device) misalnya : Lippes Loop, Cupper-T, Cupper-7, Margulies, Spring Coil,
Multioad, Nova-T b) Bentuk tertutup (Close Device) misalnya : Ota Ring,
Antigon, Grafenberg Ring, Hall-Stone Ring. 2. Menurut tambahan obat atau metal
AKDR dibagi menjadi : a) Medicate Device, misalnya : Cupper-T-200,
Cupper-T-220, Cupper- T-300, Cupper-T-380A, Cupper-&, Nova-T, ML-Cu250,
ML-Cu375. b) Un-Medicated Device, misalnya : Grafenbreg Ring, Ota Ring,
Margulies Coil, Lippes Loop, Saf-T-Coil, Delta Loop. (BKKBN, 2011). 10 Menurut
Sulistyawati (2015) AKDR (Alat ontrasepsi Dalam Rahim) yang beredar saat ini
adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) generasi ketiga. Contoh AKDR (Alat
kontrasepsi Dalam Rahim) generasi ketiga ialah Copper T, Copper 7, Yplion-Y,
Progestasert, Copper T380A.
C.
Mekanisme Kerja AKDR
Semua AKDR menimbulkan reaksi benda
asing di endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan
infiltrasi leukosit. Reaksi ini ditimbulkan oleh tembaga, yang mempengaruhi
enzim – enzim endometrium, metabolisme glikogen, dan penyerapan estrogen serta
menghambat transportasi sperma. Pada pemakaian AKDR yang mengandung tembaga,
jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genetalia atas berkurang. Perubahan
cairan uterus dan tuba mengganggu viabilitas gamet, baik sprema maupun ovum
(Johana,2013).
D.
Efektivitas AKDR
Efektivitas AKDR dipengaruhi oleh
karateristik alat, keterampilan penyedia layanan (dalam memasang alat) dan
Karakteristik pemakaian misalnya usia dan paritas (Pendit, 2013). Efektivitas
AKDR telah menigkat, dari angka kehamilan 1 tahun 2-3% untuk AKDR lipes loop
dan AKDR yang mengandung tembaga menjadi kurang dari 0,5% untuk AKDR yang lebih
baru yang mengandung tembaga lebih dari 300mm2 (Tarmizi, 2014). Menurut
Aldriana (2014), alat kontrasepsi dalam rahim memiliki efektivitas antara lain
: 11 1. Efektivitas dari alat kontrasepsi dalam rahim dinyatakan dalam angka
kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama alat kontrasepsi dalam rahim
tetap tinggal in-utero tanpa ekspulasi spontan, terjadinya kehamilan dan
pengangkatan/ pengeluaran karena alasan medis atau pribadi. 2. Efektifitas dari
alat kontrasepsi dalam rahim tergantung pada : a. Ukuran, bentuk, dan
mengandung tembaga (Cu) atau progesterone b. Akseptor 1. Umur : semakin tua
usia, semakin rendah kehamilan, ekspulasu dan pengakatan/ pengeluaran alat
kontrasepsi dalam rahim. 2. Paritas : semakin muda usia, terutama pada
nulligravid, semakin tinggi angka ekspulasu dan pengakatan/ pengeluaran alat
kontrasepsi dalam rahim. 3. Frekuensi senggama.
E.
Keuntungan AKDR
Ada banyak sekali keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim
menurut Anggaraini (2015) : 1. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi. 2. Reversibel, berjangka panjang (dalam waktu 10 tahun). 3. Tidak
mempengaruhi hubungan seksual. 4. Meningkatkan hubungan seksual karena tidak
perlu takut hamil. 5. Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI. 6. Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus bila tidak ada infeksi.
12 7. Membantu mencegah kehamilan ektopik. 8. Dapat digunakan sampai menopause
(1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
F.
Kerugian AKDR
Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah
alat kontrasepsi yang sempurna sehingga masih terdapat beberapa kerugian
sebagai berikut : 1. Masih terjadi kehamilan dengan alat kontrasepsi dalam
rahim insitu. 2. Terdapat perdarahan : spoting dan metroragia. 3. Leukorea,
sehingga menguras protein tubuh dan liang seggama terasa lebih basah. 4. Dapat
terjadi infeksi. 5. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau
sekunder dan kehamilan ekotopik. 6. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan
Portio uteri dan mengganggu hubungan seksual (BKKBN,2011).
G. Efek Samping dan Komplikasi
1. Efek samping
a. Adanya bercak darah, pendarahan
hemorogi, anemia (memburuk pada penggunaan AKDR tembaga, membaik setelah 3
bulan).
b. Disminorhea membaik setelah 3 bulan,
dapat mencegah kehamilan ektopik.
c. AKDR terlepas keluar, gejalanya
adalah perdarahan nyeri atau dispareuni pada wanita atau pasangannya
d. Benang AKDR hilang.
e. Pasangan teriritasi benang.
f. Kegagalan kontrasepsi yang
menyebabkan aborsi septik yang diindikasi dengan adanya gejala seperti flu
(Daud,2014).
2. Kompikasi Menurut Wiwi 2013,
komplikasi yang bisa terjadi pada saat pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
antara lain :
a. Merasakan sakit atau kejang selama 3
sampai 5 hari setelah pemasangan.
b. Perdarahan berat pada waktu haid atau
diantranya yang memungkinkan penyebab anemia.
c. Preforasi dinding uterus (sangat
jarang apabila pemasangannya benar).
d. Sinkop vasovagal saat pemasangan alat
kontrasepsi dalam rahim.
e. Aborsi sepsis spontan.
f. Penyakit Implamasi Uterus (PID).
g. Kista ovarium (hanya pada pengguna
AKDR Hormonal)/ h. AKDR tertanam dalam endometrium atau miometrium.
G.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan AKDR
1.
Peran Petugas Kesehatan
Pelayanan KB yang berkualitas
merupakan unsur penting dalam upaya mencapai pelayanan kesehatan reproduksi.
Terhadap enam 14 komponen dalam kualitas pelayanan KB yaitu : pemilihan Metode,
Pemberian informasi, kemampuan teknis petugas, hubungan intrapersonal,
mekanisme kelangsungan dan konsentelasi pelayanan. Ada hubungan yang bermakna
antara kemampuan teknis bidan dan ketersediaan sumber daya dengan pelayanan
kontrasepsi AKDR ( Kusumawati DKK, 2013). Pemberian informasi dalam program KB
dikenal dengan nama Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) KB.
KIE adalah suatu kegiatan dimana
terjadi proses komunikasi dengan penyebaran informasi yang mempercepat
terjadinya perubahan prilaku dari masyarakat. Adapun bentuk dari KIE KB dapat
berupa penyuluhan dan kunjungan oleh petugas KB (Lina, 2012). KIE KB merupakan
aspek penting dalam pelayanan keluarga berencana. Dengan melakukan KIE berarti
bidan membantu calon akseptor untuk dapat menentukan jenis kontrasepsi yang
terbaik untuk dirinya dan membantu akseptor KB dalam menggunakan kontrasepsinya
lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB (Kusumastuti,2013).
Pemberian informasi dalam bentuk
konseling atau penyuluhan memiliki pengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi,
demikian halnya dengan kemampuan teknis petugas juga berdampak pada
kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Dengan demikian program konseling berfungsi
memberikan informasi pada calon akseptor sangat penting karena pemahaman terhadap
hal ini akan berdampak terhadap partisipasi atau 15 pemakaian alat kontrasepsi.
Peningkatan pengetahuan calon akseptor tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kualitas KB, sehingga penggunaan AKDR dan partisipasi KB bukan disebabkan
jumlah anak yang terlalu banyak atau karena faktor resiko melahirkan, tetapi
lebih pada kualitas keluarga melalui pengaturan kelahiran (Sudarti,2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Laras
menunjukan bahwa ada hubungan antara komunikasi, informasi dan edukasi dengan
pemilihan AKDR, jika seseorang telah mendapat informasi KB sebelumnya, pasti
mereka tidak akan mengalami kesulitan dalam pemilihan metode kontrasepsi yang
akan digunakan. Selain itu mereka juga dapat benar – benar mengerti jenis
kontrasepsi apa yang nantinya sesuai untuk digunakan (Laras,2015).
2.
Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah
dilahirkan oleh seorang ibu. Paritas sangat berpengaruh sekali terhadap
penerimaan seseorang terhadap pengetahuan, dimana semakin banyak pengalaman
seorang ibu maka penerimaan akan semakin mudah. Jenis paritas terbagi menjadi :
a.
Primipara adalah seorang ibu yang
telah melahirkan bayi untuk pertama kalinya.
b.
Multipara adalah seorang ibu yang
telah melahirkan bayi yang sudah beberapa kali yaitu 2-5 kali.
c.
Grande multipara adalah ibu yang
telah melahirkan bayi yang sudah 5 kali atau lebih (Nursalam, 2014).
Menurut
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan Erna (2012) dinyatakan ada hubungan
yang signifikan antara paritas dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) di puskesmas Pleret kabupaten Bantul. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Jidan mengemukakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas
dan penggunaan AKDR p α (< (UMR) Rp. 1.972.000 Ordinal 26 Paritas Adalah
jumlah anak yang pernah dikandung dan dilahirkan oleh seorang ibu Wawancara
Kuesioner 0. Primipara 1. Multipara & Grandemultipara Ordinal Variabel
Devinisi Operational Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Peran petugas
kesehatan Adalah pelayan informasi yang didapat responden terhadap keterangan /
informasi, konseling yang disampaikan oleh tenaga kesehatan (dokter/ bidan)
tentang alat kontrasepsi Dalam Rahim, mendemostrasikan cara penggunaan AKDR dan
kunjungan rumah untuk mempromosikan AKDR.
Wawancara
Kuesioner 0. Petugas kesehatan aktif (skor ≥ 19) 1. Petugas kesehatan pasif
(skor < 19) Ordinal Sikap Tanggapan atau reaksi responden terhadap AKDR
Wawancara Kuesioner 0. sikap positif terhadap AKDR (skor ≥ 26) 1. sikap negatif
terhadap AKDR (skor < 26) Ordinal Dukungan suami Dukungan yang diberikan
oleh suami untuk memilih AKDR Wawancara Kuesioner 0. mendukung (skor ≥ 15) 1.
tidak Mendukung (skor < 15) Ordinal Variable Terikat penggunaan AKDR
Penggunaan akseptor KB dalam memilih metode kontrasepsi AKDR sebagai cara untuk
mencegah atau menjarangkan kehamilan. Wawancara Kuesioner 0. Menggunakan AKDR
(case) 1. Tidak menggunakan AKDR (control) Nominal 27
H.
Hipotesis
Hipotesis
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative Ha yaitu :
1.
Ada hubungan faktor pendapatan
dengan penggunaan AKDR di Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
2.
Ada hubungan faktor paritas dengan
penggunaan AKDR di Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
3.
Ada hubungan faktor petugas
kesehatan dengan penggunaan AKDR di Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
4.
Ada hubungan faktor sikap dengan
penggunaan AKDR di Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
5.
Ada hubungan faktor dukungan Suami
dengan penggunaan AKDR di Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
6.
Ada perbedaan faktor yang
mempengaruhi pengunaan AKDR di Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Penelitian ini adalah
penelitian study komparasi observasional dengan metode penelitian ini adalah
survei dengan pendekatan case control. Case control merupakan desain penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat
berdasarkan perjalanan waktu secara retrospektif (Hasmi,2016). Case dalam
penelitian ini ialah perempuan yang menggunakan AKDR, sedangkan control dalam
penelitian ini ialah perempuan yang tidak menggunakan AKDR (Alat kontrasepsi
lain). Ditelusuri secara retrospektif Faktor yang mempengaruhi (-) Peran
petugas kesehatan, Paritas, Pendapatan, Sikap, Dukungan suami Faktor yang
mempengaruhi (-) Peran petugas kesehatan, Paritas, Pendapatan, Sikap, Dukungan
suami Faktor yang mempengaruhi (+) Peran petugas kesehatan, Paritas,
Pendapatan, Sikap, Dukungan suami Faktor yang mempengaruhi (+) Peran petugas
kesehatan, Paritas, Pendapatan, Sikap, Dukungan suami 29 Gambar IV.1. Rancangan
Penelitian Case Control
B.
Tempat Penelitian
Lokasi penelitian
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat
C.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan
subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang sesuai dengan penelitian
(Najmah,2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta KB aktif pada
Januari 2020 sampai Maret 2020 yang berada di puskesmas Perumnas Kabupaten
Lahat.
2.
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian obyek yang di ambil saat penelitian dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Sugiono,2013). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah 30 menggunakan purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat – sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hasmi,2016). Kriteria inklusi :
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
terbagi menjadi 2 yaitu :
a.
Kriteria inklusi yang menjadi case
1.
Akseptor KB AKDR aktif dan baru yang
tercatat di puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat pada Januari 2020 sampai Maret
2020.
2.
Akseptor yang berusia 20-45 tahun.
3.
Subyek yang bersedia menjadi
responden
4.
Kesadaran baik dan dapat berkomunikasi
b.
Kriteria inklusi yang menjadi
control
1.
Akseptor KB aktif dan baru yang
tercatat di Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
2. Akseptor tidak menggunakan AKDR.
3.
Akseptor yang berusia 20-45 tahun.
4.
Subyek yang bersedia menjadi
responden
5.
Kesadaran baik dan dapat
berkomunikasi
Kriteria ekslusi
1.
Responden yang masuk pra menopouse.
2.
Responden yang masuk menopouse.
c.
Besar sampel
Jumlah
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 25 Orang dengan menggunakan
rumus desain penelitian case control matching dengan perbandingan 1:1.
menggunakan rumus case control Lameshow sebagai berikut :
Keterangan
:
n = besar sampel
z = 1,96 (0,05) = 0,84
( kekuatan uji 80%)
OR = 6,267
D.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1.
Teknik pengumpulan data Jenis data
yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.
Adapun data primer adalah data yang langsung diambil dari responden melalui
wawancara terstruktur dengan kuesioner. Data primer yang akan dikumpulkan
adalah faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim di
Puskesmas Perumnas Kabupaten Lahat.
2.
Instrumen Pengumpulan data Instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau
angket. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden (Arif,2013). Kuesioner disesuaikan dengan
tujuan penelitian yang mengacu pada kerangka konsep dan teori yang telah
dibuat. Kuesioner diberikan langsung oleh peneliti kepada responden untuk diisi
melalui proses wawancara. Kuesioner yang telah dibuat mencangkup variabel
terikat yaitu peran petugas kesehatan, paritas, pendapatan, sikap, dan
partisipasi suami. Pada pertanyaan peran petugas kesehatan, sikap, dan
partisipasi suami perlu dilakukan proses skoring. Skoring yaitu pemberian skor
jawaban responden pada beberapa pertanyaan dikuesioner sehingga
dapat menjadi
satu
variabel (Arif, 2013). Berikut merupakan variabel – variabel yang diskoring,
yaitu :
1. Variabel peran petugas kesehatan. Untuk
variabel peran petugas kesehatan akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu :
a.
Peran petugas kesehatan pasif, jika
skor yang diperoleh < 19.
b.
Peran petugas kesehatan aktif, jika
skor yang diperoleh ≥ 19.
2. Variabel paritas akan dikelompokkan
menjadi 3 kategori, jika jumlah anak 1 (primipara) skor 0, jika jumlah anak 2 –
4 anak (Multipara) skor 1, dan jika anak ≥ 5 anak (Grandemultipara) skor 2.
3. Pada variabel pendapatan akan dikelompokan
menjadi 2 kategori. Jika pendapatan suami atau kepala keluarga ≥ UMR Rp.
1.972.000 skor 1, dan jika pendapatan < UMR Rp/ 1.972.000 skor 0.
4.
Variabel sikap terdiri dari 9 pernyataan
dengan skala likert, pertanyaan pada variabel sikap merupakan pertanyaan
positif.
Skor Pernyataan negatif
Alternatif jawaban Sangat setuju 4, Setuju 3, Tidak setuju 2, Sangat tidak
setuju 1.
Adapun variabel sikap
perempuan ini dikelompokan menjadi 2 kategori dengan menggunakan standar skor
dibawah ini :
a. Sikap negatif terhadap AKDR : jika total
skor jawaban yang di peroleh < 26.
b. Sikap positif terhadap AKDR : jika total
skor jawaban yang diperoleh ≥ 26. 35
5. Pada variabel dukungan suami terdapat 10
pernyataan. Pernyataan pada variabel dukungan suami terdiri dari 2 jenis pernyataan
yaitu 6 pernyataan positif.
Untuk variabel dukungan suami akan
dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu :
c.
Suami tidak mendukung, jika skor
yang diperoleh < 15.
d.
Suami mendukung, jika skor yang
diperoleh ≥ 15.
E.
Teknik pengolahan data
Data yang telah
dihasilkan selanjutnya diolah dengan menggunakan program komputer. Adapun tahap
– tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :
1.
Editing adalah langkah yang
dilakukan untuk memeriksa kelengkapan konsistensi maupun kesalahan jawaban pada
kuesioner.
2.
Coding dilakukan untuk memudahkan
dalam proses pengolahan data, termasuk dalam pengelompokan kategori dan
pemberian skor.
3.
Tabulating untuk mengelompokan data
kedalam suatu data tertentu menurut sifat yang sesuai dengan tujuan penelitian.
4.
Scoring adalah penetuan jumlah skor.
5.
Penyajian data, dilakukan dengan
menggunakan tabel dan narasi (Sumantri, 2013).
F. Analisa
Data
Data
yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa univariat dan
bivariat.
1.
Analisa univariat merupakan analisa
prosentase dari seluruh responden yang diambil dalam penelitian, dimana akan
menggambarkan komposisinya ditinjau dari beberapa segi sehingga dapat dianalisa
karakteristik responden. Analisa univariat pada penelitian ini dilakukan
disetiap variabel yang meliputi :
a. peran petugas kesehatan;
b. paritas;
c. pendapatan;
d. sikap;
e. dukungan suami.
Selanjutnya hasil
analisa univariat ini akan dijelaskan secara lebih mendalam menggunakan data
hasil wawancara mendalam (Sumantri, 2013).
2. Analisis Bivariat
Pada penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Yaitu variabel peran petugas kesehatan, paritas, pendapatan, sikap,dukungan
suami dan penggunaan AKDR sebagai variabel terikat.Teknik analisis yang dilakukan
dengan analisa Chi-Square (X2 ), yaitu untuk melakukan analisa hubungan antara
variabel kategorik dengan variabel kategorik. Analisa ini bertujuan untuk
menguji perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel, sehingga diketahui
ada atau tidaknya hubungan yang bermakna secara statistic.
Derajat kepercayaan
yang digunakan adalah 95% dengan α 5%, sehingga jika nilai p ≤ α (0,05) berarti
terdapat hubungan bermakna (signifikan) antara variabel yang diteliti. Jika
nilai p 37 ≥ α (0,05) berarti tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti
(Sumantri,2013).
Rumus Chie Square :
Keterangan : O = frekuensi hasil observasi E = frekuensi yang diharapkan Nilai
E = (jumlah sebaris x jumlah sekolom) / jumlah data df = (b-1) (k-1) keputusan
statistik : bila nilai hitung lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima,
sebaliknya bila nilai hitung lebih besar atau sama dengan nilai tabel, maka Ho
ditolak.
Untuk melihat besarnya
penggunaan AKDR menggunakan nilai Odds Ratio (OR). Odds Ratio (OR) adalah
perbandingan antara subyek yang sakit dengan subjek yang tidak sakit. Adapun
rumus Odds Ratio (OR) adalah sebagai berikut : Tabel IV.1 (tabel kontingensi
2x2) AKDR TOTAL Menggunakan alat kontrsepsi + - A B A+B C D C+D TOTAL A+C B+D
A+B+C+D 38 Rumus Odds Ratio (OR) dalam budiman (2011), dengan rumus sebagai
berikut : OR = a / ( a + b ) = a / b = ad C / ( c + d ) c /d bc
Keterangan
:
a = kasus yang mengalami faktor resiko
faktor resiko (+)
b = kontrol yang mengalami faktor resiko
(+)
c = kasus yang tidak mengalami faktor
resiko (-)
d = kasus yang tidak mengalami faktor
resiko (-)
Adapun interpretasi
nilai Odds Ratio (OR) adalah sebagai berikut :
a. Jika OR = 1, artinya variabel independen
bukan merupakan faktor resiko
b. Jika OR > 1 dan confidence interval
tidak mencangkup angka 1, artinya variabel independen merupakan faktor resiko.
c. Jika OR < 1 dan confifence interval
tidak mencangkup angka 1, artinya variabel independen merupakan faktor
protektif atau pencegahan
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan Proposal yang telah dibuat,
dapat disimpulkan yang dicari dalam penelitian ini adalah :
1.
Ada
tidak hubungan Pendapatan dengan Pengggunaan IUD
2.
Ada Tidak Hubungan Paritas dengan
penggunaan IUD
3.
Ada tidak Hubungan Peran tenaga
kesehatan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD
4.
Ada tidak Hubungan Sikap ibu degan Pemilihan
Alat Kontrasepsi IUD
5.
Ada tidak Hubungan Dukungan suami dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD.
B.
SARAN
1.
Pihak Puskesmas agar memberikan datanya
dengan mudah agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik
2.
Pihak kampus mempermudah proses
konsultasi jarak jauh agar proposal tesis ini dapat terlaksana dengan baik dan
episien.
Komentar
Posting Komentar